DECEMBER 9, 2022
  • DECEMBER 9, 2022
  • Chicago 12, Melborne City, USA
Wisata

Burung Maleo, Satwa Endemik Yang Menjadi Ikon Kabupaten Pohuwato.

post-img

Burung Maleo (Macrocephalon Maleo), merupakan satwa endemik dan langka yang dapat dijumpai di Pulau Sulawesi. Khususnya di Provinsi Gorontalo, satwa ini hanya bisa kita temukan di dua tempat yaitu di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone di Bonebolango dan Cagar Alam Panua di Pohuwato.

Jika dilihat sekilas, burung maleo memiliki fisik dan penampilan seperti ayam. Mereka memiliki jambul atau benjolan bulat dikepala yang menjadi ciri khasnya. Meskipun burung maleo memiliki kemampuan untuk terbang, namun mereka lebih sering berjalan daripada terbang.

Secara umum proses menetas telur maleo tergolong cukup unik. Indukan burung maleo akan menggali membuat lubang yang dalam ditanah, ini bukan tanpa alasan, karena indukan maleo ingin melindungi telurnya dari predator seperti biawak dan manusia pemburu telur maleo. Dan lebih uniknya lagi disekitar tempat bertelur burung maleo, akan didapati banyak lubang yang sama sehingga menyulitkan untuk menentukan lubang mana yang berisi telur maleo. Cerdas dan cerdik burung maleo ini.

Setelah menetas dari telur, burung maleo kecil harus berusaha lebih lagi untuk bisa keluar dari lubang dan gundukan pasir yang dibuat oleh indukannya sebelum mereka bisa terbang di alam bebas.

Ada satu lagi hal unik dari satwa ini. apa itu ? ternyata burung ini punya sisi romantisnya juga. Burung maleo hanya akan setia pada satu pasangan saja, jika pasangannya mati maka burung ini tidak akan mencari pasangan lain lagi sampai dia mati. 

Jika ingin melihat proses penetasan telur dan anakan burung maleo, kita bisa datang berkunjung ke pos penelitian yang ada disekitar Cagar Alam Panua.

Jumlah populasi burung maleo saat ini bisa dibilang sangat memprihatinkan, jika dilihat dari wilayah disekitar kawasan konservasi CA Panua, sudah banyak area yang dijadikan alih fungsi lahan seperti perkebunan, perumahan warga, dan jalan akses tambang. Selain itu juga perburuan telur maleo masih sering terjadi, di masyarakat sekitar telur burung maleo dipercaya memiliki khasiat dan sebagai obat untuk beberapa penyakit. Semoga kedepan Cagar Alam Panua mendapat perhatian khusus terkait pelestarian satwa endemilk yang menjadi ikon daerah ini.
Di Kabupaten Pohuwato sendiri burung maleo dijadikan sebagai ikon daerah dalam bentuk patung yang bisa kita lihat jika berada di area blok plan perkantoran marisa dan di area wisata Pantai Pohon Cinta. 

Apa alasan Kabupaten Pohuwato menjadikan burung maleo sebagai ikon daerah ? pertanyaan ini sering muncul dikalangan masyarakat atau wisatawan yang berkunjung ke Pohuwato. Jika kita melihat sejarah, kawasan Cagar Alam Panua merupakan habitat terbesar Burung Maleo di Pulau Sulawesi, bahkan nama “Panua” sendiri diambil dari bahasa Gorontalo yang berarti “Maleo”, karena pada saat itu begitu banyak populasi Burung Maleo, bahkan satu desa yang berbatasan dengan kawasan CA Panua dinamakan Desa Maleo. 

Karena keunikan nya dan jumlah populasi pada saat itu terbanyak di Pulau Sulawesi, bahkan konon pada tahun 1970-1980 Burung Maleo sangat mudah dijumpai dan terlihat berkeliaran disekitar jalan trans sulawesi yang melintas di kawasan Cagar Alam Panua, maka  pada saat itu diberikanlah julukan dengan nama “Bumi Panua”.

Related Post